Kamis, 06 Januari 2011

Laporan perjalanan Lintas Lompobattang-Bawakaraeng

(Puncak Gunung Lompobattang)
KATA PENGANTAR
Salam Lestari……..!!!
            Puji sukur kita panjatkan atas berkat rahmat Allah SWT, yang telah memberikan tenaga dan kekuatan serta hati yang senantiasa berkeinginan melestarikan alam ini, salawat dan taslim atas junjungan Nabi besar Muhammad SAW, Nabi yang mengajrakan untuk senantiasa menjaga alam ini sebagai tempat kehidupan.
            Laporan kegiatan ini kami buat sebagai hasil dari kegiatan kami pada tanggal 20 - 25 Oktober 2010, dimana laporan ini dibuat sebagai salah satu syarat dari MADIPALA FIP UNM setiap melaksanakan kegiatan-kegiatan yang tersusun dalam AD/ART. Dan laporan ini sebagai salah satu syarat untuk menjadi anggota punuh Madipala FIP UNM
            Kami menyadari kalau dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, olehnya itu saran dan masukan dari pembaca sangat kami harapkan demi penyusunan laporan selanjutnya. Dan atas bantuannya kami ucapkan banyak terima kasih.
            Demikian pengantar ini semoga dalam penulisan laporan ini dapat memberikan manfaat bagi siapa saja yang membacanya. Amin………!
Tetap Lestari……….
                                                                  Penyusun:
                                                          ZULKADRI (TUPAI)
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap organisasi mempunyai aturan tersendiri sama halnya dengan MADIPALA FIP UNM yang memiliki pola pengkaderan terhadap anggota-anggotanya. Menjadi anggota penuh MADIPALA FIP UNM ,telah ditentukan didalam konsitusi organisasi. Sebagai suatu organisasi dalam bidang kepecintaalaman mewajibkan kepada setiap anggota muda untuk melakukan pendakian yang dimana ketentuan mengenai hal itu, semua talah terbahasakan didalam AD/ART serta JUKLAK organisasi sebagai sarat dari anggota muda untuk mengambil haknya menjadi anggota penuh, dimana sebelum sampai pada tahap itu banyak proses pengkaderan yang telah kami lalui seperti pengambdian dan pendidikan lanjutan sampai pada pendakian wajib sekalipun. Oleh Karena itu kami yang masih bersetatus anggota muda melakukan pendakian guna memenuhi hasrat dari nurani kami untuk menjadi anggota penuh pada  MADIPALA FIP UNM.

B. Tujuan
      A. Tujuan pembuatan lapoaran
            Laporan kegiatan ”Pendakian Wajib dan Orientasi medan Lintas Lompobattang - Bawakareng” ini dibuat untuk:
      1. Pertanggung jawaban kepada pengurus MADIPALA  FIP  UNM
      2. Realisasi ketentuan dalam AD/ART dan pola pengkaderan organisasi.
      3. Memberikan informasi mengenai kondisi tempat pelaksanaan kegiatan. 
      B. Tujuan kegiatan :
            a. Tujuan Umum
1.      Menambah rasa cinta terhadap TYME
2.      Memperkuat rasa kesabaran,ketabahan serta keiklasan
3.      Menyalurkan bakat dan minat
            b.Tujuan Khusus
1.      Pengaplikasian Materi Navigasi
2.      Pengaplikasian Materi Mountenering
3.      Pengaplikasian Materi Manajement Perjalanan
C. Nama Kegiatan
      Nama dari kegiatan ini Pendakian Wajib dan orientasi medan Lompobottang – Bawakaraeng 2010 .”  dipengunungan Lompobattang dan Bawakaraeng.
D. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
      Kegiatan inai dilaksankan Pada:
      Hari/Tanggal           :  11-25 Oktober 2010
      Tempat           : dipegunungan Lompobattang Desa Lembang bu’ne dusun   parang bintolo Kab.Gowa sedangkan Gunung bawakaraeng terletak diDesa Lembanna Kec.Tinggi Moncong Kab.Gowa
E.     Faktor Pendukung
1.      Semangat yang tidak pernah putus
2.      Dukungan dari teman – teman, dewan pengurus harian, dan dewan senior
3.      Kerja sama antar tim yang baik.
F.     Faktor Penghambat
1.      Dalam pendakian ini cuaca yang cukup ekstrim
2.      Beberapa medan magnetis sehingga kompas tidak bekerja dengan baik
G.    Indikator Pencapaian Materi
       Pengaplikasian Materi Navigasi
Sebelum berangkat kelapangan terlebih saya mencari sudut peta, dari hasil pencarian sudut peta ditemukan 450 dengan menggunakan protaktor kemudian mencari sudut kompas, setelah sudut kompas ( 450 ) ditemukan maka  menyamakan sudut kompas dan sudut peta, dan sudut 450 dijadikan sebagai acuan dalam perjalanan pendakian. Lalu menentukan jalur yang akan dilewati dan menentukan titik koordinat desa terkhir sebagai titik start dimulainya perjalanan.
Setelah dilapangan pengaplikasian meteri navigasi yaitu:
1.      Resection yaitu menentukan posisi kita dalam peta dengan mengenal tanda-tanda alam. Cara melakukan resection:
·         Mencari medan yang datar
·         Melihat 2 tanda alam yang ada dipeta, dalam hal ini adalah titik ketinggian, kemudian lihat sudut dari kedua titik ketinggian dan mencari back azimutnya setelah itu tarik garis dari kedua tanda tersebut dari perpotngan kedua garis disitulah posisi kita.
2.      Menentukan titik koordinat yaitu kedudukan suatu titik di peta, pada peta telah ditentukan sudut dari bujur timur dan lintang selatan dan juga telah terdapat juga nomor yang ada pada pinggiran peta dan itulah yang dinmaksud dari menit ( ‘ ) dan untuk mencari detik ( “ ) kita menggunakan protaktor pada garis karfak kemudian ukur dengan menggunakan mistar. Contohnya 119053’40”BT – 05024’18”LS
       Pengaplikasian Materi Mountaineering
          Dalam materi ini terdapat beberapa bagian yang diterapkan dalam pendakian Lintas Lompobattang Bawakaraeng diantanya:
·      Hill Walking/Hiking adalah tehnik pendikian yang dilakukan pada daerah perbukitan dan mempunyai kemiringa bawah 450, pada perjalanan pendakian tehnik ini dilakukan pada pejalanan dari post I ke post II.
·      Climbing adalah kegiatan manjat yang dilakukan ditempat yang curam atau tebing karena kondisi bebatuan yang vertikal, kegiatan ini dilakukan pada perjalanan post 7 ke post 8 dan 9, pada pejalanan post 9  kepuncak lompobattang, perajlanan dari puncak lompobattang ke lembah karisma.
·      Repling adalah kegiatan turun tebing, dilakukan pada perjalanan ke Lembah Karisma
       Pengaplikasian Materi Manajement Perjalanan
          Sebelum berangkat kelapangan tim melakukan presentasi untuk menentukan tempat camp, dan tim menetapkan target waktu dan tempat camp, waktu yang kami targetkan adalah 4 hari dan tempat camp yang kami rencanakan adalah desa lembang bu’ne, post 9, lembah karisma, dan post 10 bawakaraeng, setelah tiba dilapangan kami camp didusun parang bintolo desa lembang bu’ne, hari kedua kami camp di post 7 behubung cuaca yang kurang baik, hari ketiga kami camp di post 9 berhubung karena kabut yang tebal hari keempat kami camp dilembah karisma, dan hari kelima kami camp dipost 10 bawakaraeng. Dari target waktu dan tempat camp yang kami rencanakan tidak sesuai dengan terget yang telah ditentukan dikarenakan oleh cuaca yang kurang baik.
H.    Sekilas Tentang Lompobattang dan Bawakaraeng
*      Sekilas tentang Lompobattang
Pegunungan lompobattang (2730 m dpl ) secara administratif terletak didesa lembang bu’ne dusun parang bintolo Kab. Gowa. Secara geografis terletak diantara 1190 56’52” BT – 05021’24” LS. Dalam bahasa makassar lompobattang berarti perut buncit. Suhu minimum sekitar 150 dan maksimum sekitar 270. Luas gunung ini adalah 82.77 km2. Hutan pegunungan Lompobattang termasuk kategori hutan pegunungan bawah  dan hutan pegunungan atas. Tumbuhan yang banyak ditemui dipengunungan ini adalah rotan, paku, cemara, tahi angin atau lumut kerak, edelwais dan santigi. Sedangkan hewan pada pegunungan ini Babi hutan, babi rusa, burung coklat paruh panjang ( Harry Wijaya dan Cristian Wijaya, 2005:197 ).

*    Sekilas tentang Bawakaraeng
Secara administratif gunung Bawakaraeng terletak di desa Lembanna kecamatan Tinggi Monjong Kab. Gowa Sulawesi Selatan. Secara goegrafis gunung ini terletak 119056’40” BT – 05019’01” LS. Dalam bahasa makassar Bawakaraeng berarti Mulut Raja. Suhu pada gunung ini tidak beda jauh dari pegunungan Lompobattang. Hutan digung ini didominasi oleh vegetasi hutan daratan rendah, hutan pegunungan bawah dan hutan pegunungan atas. Tumbuhan yang ditemukan pada gunung ini adalah Pinus, anggrek, paku – pakuan, edelweis, dan santigi. Sedangkan hewan yang yang ada pada gunung ini anoa, babi hutan, burung penghisap madu.
Menurut cerita warga sekitar, Gunung Bawakaraeng dan Lompobattang adalah gunung yang sepasang, dimana gunung Bawakraeng adalah suami dan Lompobattang adalah istri, hal ini ditunjukkan dari banyaknya korban jiwa yang tertelan digunung Bawakaraeng dari pada pegunungan Lompobattang, apabila dilogikakan bapak lebih kejam dari pada ibu.


PELAKSANAN KEGIATAN
A.          Pra kegiatan                
                        Sebelum melakukan kegiatan pendakian terlebih daluhu kita memperhatikan persiapan dan kelengkapan perjalanan, karena tanpa persiapan yang matang otomatis perjalanan yang akan dilakukan akan  terhambat oleh berbagai kendala-kendala yang sering kali datang tanpa kita ketahui sebelumnya, oleh karena itu untuk mencapai kelancaraan dan keselamatan dalam pendakian ini maka kami menyusun rencana persiapan demi kelancaraan expedisi kami dengan memperhatikan 3 aspek yaitu :
1.  Aspek Administrasi dan Keuangan,dimana dalam aspek ini kami awalnya mencari Informasi tentang jalur dan kondisi gunung yang kami akan daki untuk menghindari kehilagan arah nantinya pada saat melakukan pendakian. Hal ini kami lakukan dengan cara mencari peta gunung ini, membaca referensi dari buku, dan dengan cara bertanya kepada orang-orang yang sudah melakukan pendkian lintas pegunungan Lompobattang – Bawkaraeng.
2. Aspek Latihan Fisik, Latihan fisik dilakukan pada tanggal 11 – 16 Oktober 2010. Latihan fisik sangat menunjang untuk melakukan pendakian agar supaya pada saat kita melakukan pendakian dapat mempekecil terjadinya hal-hal yang tidak diingikan terutama pada fisik kita atau biasanya disebut faktor subjektif ( bahaya yang diakibatkan oleh kelalaian diri manusia)  
3. Aspek peralatan dan Kelengkapan perjalanan. Dalam aspek ini,  kami yang ingin melakukan perjalan menganggap sebagai kebutuhan yang sangat mendasar untuk melakukan perjalanan dialam bebas, hal ini telah kami persiapkan mulai dari perlengkapan pribadi hingga kelengkapan team. Hal ini kami lakukakan dengan mempergunakan alat-alat yang merupakan infentaris MDIPALA FIP UNM  dan beberapa dari lembaga lain dianranya adalah MAPATEK, MPA TRISULA, MAEKPA, MPAS MIMESIS dan SINTALARAS
B.     Kegiatan
      Kegiatan pendakian yang kami akan lakukan adalah Lintas dari Pegunungan Lompobattang – Bawakaraeng atau juga biasa disebut dengan Alpen Taktik yaitu kegiatan pendakian yang dilakukan dengan tidak menuruni tempat yang pertama dilalui
 Berikut adalah hasil perjalanan pendakian Lintas Pegunungan Lompobattang Bawakaraeng 2010 :
Titik start dalam Pendakian Pengunungan Lompobattang adalah dusun Lembang bu’ne Kel. Parangbintolo dengan titik Koordinat 119053’40” BT – 05024’18” LS. Dari sini kita berjalan menuju pos I dengan melewati sebagian perkebunan warga, kemudian melewati semak belukar sampai pada akhirnya tiba di post I ( 1378 m dpl ), di post I terdapat aliran sungai yang cukup jernih. Jarak tempuh dari dusun Lembang bu’ne ke post I ± 1 jam, perjalanan dari pos I ke post II dapat ditempuh selama ± 1 jam dan  menyebrangi sungai yang terdapat dipos I, dan juga melewati semak belukar. Pos II terletak di dekat sungai dengan ketinggian 1378 m dpl, di post inilah kita terakhir mendapatkan air sampai pada post IX. Dari pos II ke pos III dapat ditempuh selama 1 jam dengan melewati sebagian semak belukar kemudian masuk pada hutan yang lebat, disinilah letak   hutan pengunungan bawah. Dari pejalanan pos II ke pos III terdapat percabangan dan kita mengambil jalur kanan, tidak jauh dari percabangan kita akan menemukan  pos III dengan ketinggian 1532 m dpl, yang dikelilingi pepohonan. Perjalanan kembali dilanjutkan menuju pos IV yang dapat ditempuh selama 1 jam, pos ini  terdapat di puncak bukit dengan keadaan kamp yang terbuka. Dari post IV ke pos V dapat ditempuh ± 1 jam dengan sedikit penurunan yang cukup terjal kemudian dilanjutkan dengan pendakian sampai dipos VI. Di pos VI  terletak di tempat yang landai, dan disinilah terjadi vegetasi hutan daratan rendah menjadi hutan daratan tinggi. dari post ke pos VII dapat ditempuh ± 30 menit.
Pos VII terletak di puncak gunung assumpolong dengan ketinggian 2673 m dpl, di pos ini kita dapat melihat puncak lompobattang dan di pos ini terdapat tempat camp yang cukup luas akan tetapi di pos ini tidak terdapat sumber air, perjalanan dilanjutkan ke pos VIII dengan menuruni puncak assumpolong ( pos VII ) dengan melewati penurunan yang cukup terjal dengan jalur yang sempit dan jurang disebelah kanan. Perjalanan dari pos VII ke pos VIII dapat ditempuh selama 30 menit, di pos VIII terdapat di sebuah tanjakan dan tidak terlalu kentara. Tidak jauh dari post ini terdapat sebuah prasasti atas nama Triwahyudi, Alm adalah salah seorang anggota sispala kalpataru dari SMA Negeri I makassar. Perjalanan kembali dilanjutkan menuju ke pos IX dan dapat ditempuh ± 30 menit, di post IX terdapat bongkahan batu besar dengan tetesan –tetesan air yang menetes dari bongkahan tersubut, di bawah bongkahan batu tersebut dapat juga di jadikan  sebagai tempat camp dan di pos inilah biasanya ditempati oleh para pendaki sebagai tempat camp karena tidak jauh dari pos ini terdapat sumber air dengan melewati penurunan ± 100 m. Dari pos IX menuju ke puncak Lompobattang dapat di tempuh ± 30 menit dengan medan yang menanjak dan melewati batu besar yang berdiri tegak sehingga untuk melewati batu ini kita harus memanjatinya dengan menggunakan tali atau webing. Di puncak Lompobattang ( pos X ) terdapat sebuah antena pemacar. Ketinggian puncak Lompobattang adalah 2874 m dpl, dari puncak Lompobattang kita mengambil jalur kiri menuju lembah Karisma, dan sebelum turun ke lembah karisma kita terlebih dahulu melewati medan yang sangat Ekstrim dengan melalui beberapa punggungan Gunung dengan berjalan miring dan piijakan yang sangat sempit, dan dari sini kita akan melihat sebuah tempat yang mirip dengan tanah lapang yang luas dan dikelilingi pepohonan, menurut cerita disinilah letak Pasar Anjayya atau Pasar Setan. Perjalanan menuju lembah karisma dapat ditempuh selama 7 jam dan mengambil jalur kanan, apabila kita terus kita akan sampai di puncak kohbang, menurut cerita warga sekitar di sini terdapat makam raja gowa dan disini juga biasanya dijadikan tempat ritual dan juga sebagai tempat naik haji bagi warga sekitar. Perjalanan menuju lembah karisma dilakukan dengan jalan yang menurun dengan sudut kemiringan ± 850. Untuk ke Lembah Karisma kita jangan mengambil jalur yang terlalu kekanan karena apabila kita terlalu ke kanan kita akan masuk pada Pasar Anjayya atau Pasar Setan, setelah melewati penurunan yang sangat terjal kita akan mendapatkan medan yang Landai hingga akhirnya tiba di post 15 atau Lembah Karisma.
Di lembah karisma terdapat dua sungai kecil dan terdapat pula tempat Camp yang luas. Nama karisma itu sendiri di ambil dari salah satu Perkumpulan Pecinta Alam atau biasanya di singkat dengan KPA, karena merekalah yang pertama kali menemukan lembah ini kemudian mereka memberikan nama Lembah karisma, dilembah ini terdapat dua aliran sungai kecil, dan disini juga terdapat Tikus. Lembah karisma berada pada ketinggian 2236 m dpl.
Dari lembah karisma menuju ke puncak Bawakaraeng kita akan melewati tanjakan yang tidak pernah putus sampai pada akhirnya tiba pos XIII, di post ini pun terdapat tempat yang luas dan berada pada puncak dengan ketinggian 2066 m dpl, menurut informasi yang kita terima, kita tidak boleh berlama – lama di post ini karena beberapa faktor yaitu : Faktor Mistis, Faktor Air, Faktor Dingin, Faktor Medan Magnetis . Perjalanan kembali dilanjutkan menuju pos XII dalam perjalanan ke pos ini kita akan melewati medan yang kanan kirinya adalah jurang dan badai yang menghantam kita dari arah kanan-kiri dan dari bawah sehingga kami harus berjalan dengan menunduk sambil memegang tumbuhan yang ada di sekitar kita, kemudian kita kembali melewati punggungan - punggungan gunung yang disekitarnya adalah jurang, untuk mencapai pos XII kita akan melewati jalur yang sempit dan terdapat batu besar sehhingg hanya dapat dilalui oleh satu orang, jadi kita harus antri berjalan apalagi kanan kirinya adalah jurang jadi kita harus berhati- hati dalam berjalan biasanya para pendaki menyebutnya jalur siratalmustakin atau pintu angin. Setelah berjalan ± 3 jam maka kami tiba di pos XII, di pos ini terdapat tempat yang luas dilapisi oleh rumput – rumput  tebal dan dapat dijadikan tempat camp tapi di sini tidak terdapat sumber air, pos XII juga berada pada puncak dengan ketinggian 2337 m dpl dengan keadaan seperti hutan yang telah terbakar dan dari sini kita sudah dapat melihat puncak  Gunung Bawakaraeng. Dari pos XII ke pos XI dapat di tempuh  ± 15 menit dengan melewati jalur yang menurun. Di pos XI terdapat sumber air dan pos ini sudah masuk dalm kawasan Gunung Bawakaraeng karena terletak di bagian belakang Puncak Gunung Bawakaraeng, dari pos XI ke pos X Bawakraeng dapat ditempuh selama 15 menit dengan medan yang cukup menanjak lalu mengambil jalur kanan untuk menuju ke Puncak Bawakaraeng. Tidak jauh dari puncak Bawakaraeng terdapat tempat luas seperti lapangan, disini terdapat sumur dan bisanya di sini di jadikan tempat upacara oleh para pendaki untuk memperingati hari Kemerdukaan RI, sekitar 100 m dari sini terdapat tempat camp. Dipos X bawakaraeng terdapat pohon sama. Dari pos X ke pos IX kita melewati penurunan dan melewati punggungan sebelah kiri, dari pos X ke pos IX dapat di tempuh selama 30  menit. Di pos IX terdapat tempat camp yang cukup luas dan juga terdapat sumber air dengan penurunan sekitar 100 m, di post ini sering ditempati oleh para paendaki, dari pos IX ke post VIII kita berjalan ± 30 menit , dalam perjalanan menuju post VIII kita akan mendapatka aliran sungai, dan diatas aliran sungai ini itulah letak post VIII, di sini juga dapat ditempati camp. Dari pos VIII ke pos VII kita akan melewati pendakian yang lumayan panjang, lama perjalanan dari pos VIII ke pos VII ± 1 jam 30 menit, dalam perjalanan ke pos VII kita akan menemukan Prasasti dari Mapala Cakrabuana, pos VII terletak di puncak bulu sarongan dengan ketinggian 2514 m dpl, dari pos VII ke pos VI kita kembali melewati penurunan ± 30 menit, post VI terdapat pohon yang tumbang. Dari pos VI ke pos V dapat ditempuh ± 30 menit dengan melewati bekas hutan yang telah terbakar, dalam perjalanan ke pos V kita akan menemukan 2 Prsasti, pos V terletak ditempat yang terbuka dan rawan badai, dipos ini mempunyai tempat yang luas akan tetapi tidak dapat dijadikan tempat camp karena faktor badai dan dari pos ini kita dapat melihat Dusun Lembanna dan Desa Kanreapia. Dari post V ke pos IV dapat ditempuh ± 30 menit, dan disinilah terjadi perubahan Vegetasi Hutan dari Hutan Pengunungan atas Hutan Pengunungan Bawah, dan di pos IV terdapat percabangan lalu kita mengambil jalur kiri unutk menuju ke pos III. Pos III terdapat sungai dengan air yang  karena faktor jarak yang dekat dan faktor Mistis. Dari pos III ke pos II dapat ditempuh ± 30 menit dengan melewati semak belukar hingga akhirnya tiba di pos II, di pos II terdapat percabangan menuju ke Lembah Ramma, dan dari pos II ke pos I dapat ditempuh ± 30 menit. Pos I terdapat pohon pinus dan tidak jauh adri post ini adalah tempat perkebunan Warga Dusun Lembanna, melewati perkebunan warga kiat akan sampai pada Dusun Lembanna, di Dusun ininterdapat banyak Base Camp para Pendaki yang juga merupakan rumah Warga Dusuun Lembanna, dan dari Dusun ini kita dapat melihat pos  V.

C.     Pasca Kegiatan
   Pasca pendakian kami membersihkan peralatan yang telah kami pakai baik itu Infentaris MADIPALA ataupun alat yang kami pinjam dari lembaga lain, selain itu kami melakukan evaluasi perjalanan yang telah kami lakukan sampai akhirnya pada penyusunan Laporan Kegiatan baik itu Laporan Tim ataupun Laporan Pribadi, yang kemudian di persentasekan pada pengurus harian dan anggota MADIPALA lainnya.
                  
LAPORAN KEUANGAN


  1.     Transport pengurusan logistik                                  Rp.     5.000
  2.       Ransum                                                                   Rp. 241.800
  3.      Isi Ulang 5 tabung @ Rp.5000                                 Rp.   20.000
  4.     Obat-obatan & perlengkapan P3K                          Rp.   40.000
  5.       Spiritus @ Rp.16.500                                              Rp.   33.000
  6.      Trash Bag                                                                 Rp.   10.000
  7.      Kantong Plastik                                                         Rp.   10.000
  8.      Pita kain untuk String Line                                          Rp.   15.000
  9.      Transport Makassar - Lembang Bu’ne 7 Orang          Rp. 205.000
  10.      Transport Lembanna – Makassar 7 Orang                  Rp. 210.000
                               Total dana pengeluaran                               Rp. 789.800
          (Tujuh Ratus Delapan Puluh Sembilan Ribu Delapan Ratus Rupiah)
                                   

PENUTUP

Saran dari penulis marilah kita senantiasa menjadi pencinta alam bukan menjadi perusaknya, karena orang yang menjadikan dirinya sebagai pencinta alam maka pada dirinya akan tertanam pula semangat untuk selalu melestarikan alam ini tanpa mengotori dengan berbagai kotoran. Dibumi ini manusia merupakan mahluk ciptaan tuhan yang paling bertanggung jawab atas kerusakan di alam ini, oleh sebab itu penulis menyarankan janganlah kita hanya sebagai petualang saja.

Dalam sebuah pendakian diperlukan kesiapan-kesiapan yang matang demi meminimalisir segala resiko yang tidak diinginkan. Pegunungan Lompobattang - Bawakaraeng meskipun sering dikunjungi para pendaki, tapi kita jangan menggap remeh jalur atau medan pada Pegunungan ini apalagi jalur yang di lalui masuk dalam Passing Gread ke 3 di Sulawesi  Selatan, jika dalam pendakian tidak disertai kesiapan yang matang baik dalam perbekalan maupun fisik.

Demikianlah laporan singkat yang kami buat ini, laporan ini kami buat untuk menjelaskan bagaimana kondisi kami sendiri dan situasi yang ada di lapangan. Saran dan masukan yang sifatnya membangun dari kawan-kawan sangat kami harapkan demi penyempurnaan laporan kami ini kedepannya.    



RUTE PERJALANAN PENDAKIAN DAN ORIENTASI MEDAN LOMPOBATTANG-BAWAKARAENG
Rute  Perjalanan Lompobattang-Bawakaraeng via Lembang Bu’ne
No.
Rute
Keterangan
Biaya
Waktu tempuh
1.
 Sekretariat - Term.Daerah Cappa’ Bungayya, Sungguminasa
Angkot
Rp. 5 .000/Org
30 Menit
2.
Sungguminasa Lembang Bu’ne (Malakaji)
AKDP
Rp. 25.000/Org
5 Jam

Total Biaya dan Lama perjalanan

Rp. 135.000
5 Jam
30 Menit

Rute Pendakian Gunung Lompobattang via Lembang Bu’ne
No.
Rute
Keterangan
WaktuTempuh
1.
Parang Bintolo’  POS I  
Trekking
1 Jam
2.
POS I – POS II  
Trekking
1 Jam
3.
POS II – POS III  
Trekking
1 Jam
4.
POS III – POS IV  
Trekking
1 Jam
5.
POS IV – POS V  
Trekking
1 Jam
6.
POS  V – POS VI  
Trekking
1 Jam
7.
POS VI – POS VII  
Trekking
 30 Menit
8.
POS VII – POS VIII
Trekking
30 Menit
9.
POS VIII – POS IX  
Trekking
30 Menit
10.
POS IX – Puncak Lompobattang
Trekking
30 Menit

TOTAL LAMA PERJALANAN

8 Jam

Rute Pendakian Gunung Bawakaraeng-Lembanna via Lompobattang

No.
Rute
Keterangan
Waktu
Tempuh
1.
Puncak Lompobattang – Pos XV (Lembah Kharisma)
Penurunan
7 Jam
2.
POS XV – POS XIII  
Treking
1 Jam
3.
POS XIII – POS XII
1 Jam
4.
POS XII POS XI 
Penurunan
15 Menit
5.
POS XI POS X (Puncak Bawakaraeng
Treking
10 Menit
6.
 POS X POS IX
Penurunan
30 Menit
7.
 POS IX POS VIII
30 Menit
8.
 POS VIII POS VII
Treking
1 Jam
9.
 POS VII POS VI
Penurunan
30 Menit
10.
 POS VI POS V
30 Menit
11.
 POS V POS IV
30 Menit
12.
 POS IV POS III
30 Menit
13.
 POS III POS II
30 Menit
14.
 POS II POS I
30 Menit
15.
 POS I Lembanna
30 Menit

TOTAL LAMA PERJALANAN

14 Jam 35 Menit

Titik Koordinat Setiap Pos

NO.
POS
TITIK KOORDINAT
1.
I   Lompobattang
119°53’50”BT - 05°23’57”LS
2.
II  Lompobattang
119°53’13”BT - 05°23’41”LS
3.
III Lompobattang
119°54’46”BT - 05°23’28”LS
4.
IV Lompobattang
119°54’28”BT - 05°23’04”LS
5.
V Lompobattang
119°55’60”BT - 05°22’38”LS
6.
VI Lompobattang
119°55’50”BT- 05°22’09”LS
7.
VII Lompobattang
119°55’07”BT - 05°21’58”LS
8.
VIII Lompobattang
-
9.
IX Lompobattang
119°56’50”BT - 05°21’39”LS
10.
X ( Puncak Lompobattang )
119°56’52”BT - 05°21’24”LS
11.
Lembah Karisma
119°56’29”BT - 05°20’41”LS
12.
Pos XIII Bawakaraeng
-
13.
Post XII Bawakaraeng
119°19’19”BT - 05°56’6”LS
14.
Post XI Bawakaraeng
-
15.
Pos X ( Puncak Bawakaraeng )
119°19’26”BT - 05°56’06”LS



                                                    TELSAR SUHARTO
                                                                                                  
                                                                                                
                                                       KETUA UMUM
                                                     PERIODE 2009-2010

2 komentar: