Kamis, 14 Juli 2011

Laporan Rinjani

UCAPAN TERIMA KASIH

  Yang terhormat kepada:   Organisasi MADIPALA FIP UNM
2.    Dewan Pengurus Harian MADIPALA FIP UNM
3.    Dewan Senior MADIPALA FIP UNM
4.    Fakultas Ilmu Pendidikan UNM
5.    MPA TRISULA FIS UNM
6.    MPAS Maestro UNM
7.    Mapala Universitas Muhammadiyah Mataram
8.    Mapala Kapa UNRAM
9.    Mapala FKIP UNRAM
10. Lalu Muhklis
11. Bang Walid
12. Bang Aan
13. Balai Taman Nasional Gunung Rinjani
14. Masyarakat Desa Sembalun Lawang
15. Masyarakat Desa Senaru
16. Beserta semua pihak yang telah membantu yang namanya tidak sempat disebut dalam  halaman ini.
Atas segala bantuan baik yang sifatnya materil, maupun spiritual     dalam terlaksanaya kegiatan pendakian ini.
  1. Gambaran Umum Masyarakat Sembalun Lawang
Pintu Timur Pendakian Ke Gunung Rinjani Lombok Luas Desa sembalun Lawang secara keseluruhan adalah 12.852 km persegi. Dengan luas daerah yang seperti ini pemanfaatannya juga bermacam-macam, contohnya adalah untuk Sawah dengan luas 524 ha yang digunakan untuk bertani oleh penduduk desa, kebun 978 ha, pemukiman 74,59 ha, kuburan 5 ha, dan selebihnya masih berupa hutan yang tidak digunakan oleh penduduk. Secara keseluruhan, penduduk desa Sembalun Lawang merupakan penganut agama islam, yang konon Islam masuk pertama kali dilombok di desa sembalun dan hal ini dilihat pada desa sembalun terdapat banyak mesjid. Di desa ini juga terdapat banyak sekolah mulai dari SD, SMP, dan SMA, dan masyarakat juga masih banyak mengecap pendidikan samapai pada tingkat SMA.
Tetapi dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat, penduduk masih menggunakan kebiasaan yang dipakai sejak dulu, contohnya adalah tidak boleh ngapel kerumah tetangga atau siapapun diatas jam 11.00 malam, dan untuk hukumannya juga masih merupakan hukuman kekeluargaan. Hukumannya dapat berupa peringatan secara lisan bila pertama kali berbuat, apabila melakukan kesalahan lagi dihukum dengan sanksi gotong royong, dan bila masih berbuat lagi dihukum dengan cara direndam dikolam. Sebenarnya apabila melakukan kesalahan yang berat orang yang membuat kesalahan tersebut dapat diusir dari desa, akan tetapi menurut kepala desa hukuman tersebut masih dalam tahap perencanaan, dan sampai sekarang belum ada yang mendapat hukuman seperti itu. Kebiasaan lain penduduk adalah menganggap sapi sebagai hewan yang istimewa, mereka menganggap sapi adalah bank hidup bagi mereka, karena dengan memiliki sapi, rezeki mereka akan lancar. Selain itu mereka juga memiliki kebiasaan menandai sapi milik masing-masing dengan membuat sayatan di kuping sapi mereka. Adapun jumlah sapi didesa Sembalun Lawang secara keseluruhan berjumlah 2800 ekor. Sebagai daerah yang berhawa sejuk, dan panorama alam yang indah dibawah kaki gunung Rinjani, maka daerah ini sangat potensial untuk dijadikan daerah wisata. Hal tersebut juga didukung oleh sikap masyarakatnya yang ramah terhadap wisatawan yang datang. Didesa Sembalun Lawang kita bisa melihat rumah adat, dan kesenian tradisional yang disebut Gendang Belik. Selain itu hasil tenunan desa Sembalun lawang juga kita peroleh disini. Ketegaran Gunung Berapi Rinjani di Pulau Lombok berketinggian 3.726 meter dari permukaan laut, selain terkenal akan keindahan dan mempesonanya keindahan Danau Segara Anak yang konon bila berendam atau mandi di lokasi ini dapat menyembuhkan berbagai macam jenis penyakit. Meski keangkeran Gunung Rinjani di daratan Pulau Lombok banyak dipercaya orang, namun dibalik itu semua ternyata menyimpan pesona alam yang tiada taranya. Karenanya tak mengherankan bila Gunung Rinjani, gunung kebanggaan masyarakat Bumi Gora Pulau Lombok ini justru setiap tahunnya banyak didaki oleh ribuan wisatawan yang berasal dari berbagai negara maupun wisatawan lokal sendiri. Keindahan Gunung Rinjani dengan daya tarik tambahan Danau Segara anak secara spontanitas memberikan nilai lebih bagi daerah-daerah atau desa-desa yang berada di lereng Gunung Rinjani, disamping potensi wisata yang dimiliki desa-desa ini, kecuali itu pula desa-desa tersebut secara otomatis dikembangkan menjadi desa-desa wisata yang cukup disenangi para wisatawan. Desa-desa yang sudah lama dikembangkan dan akan tetap menjadi perhatian Pemda Lombok Timur, Lombok barat maupun Pemda Tingkat I Nusa Tenggara Barat di antaranya Desa Sembalun Lawang, Sembalun Bumbung, Desa Sajang dan Desa Senaru. Desa-Desa ini telah dikembangkan menjadi Desa wisata, desa budaya dan desa agrowisata. Sejumlah desa yang tersebut di atas memiliki sumber daya alam wisata yang cukup memikat para wisatawan. Selain itu daya tariknya yang khas dan bentangan alam yang indah menghijau, persawahan yang terhampar luas dan tanah pertanian dengan berbagai jenis tanaman produktif. Dalam buku arkeolog yang diterbitkan Bidang Museum dan Sejarah, Kanwil Depdiknas Propinsi Nusa Tenggara Barat mencatat, bahwa Desa Sembalun Lawang merupakan desa tua yang menyimpan berbagai jenis peninggalan kuno serta masih mempertahankan rumah tradisional alami yang sebagian besar merupakan warisan nenek moyangnya. Sejak momentum itu dirayakan, nama Sembalun seketika menyembur ke luar dan terkenal dibanding dengan desa-desa lainnya. Sejumlah investor juga tidak menyia-nyiakan komdoti andalan Sembalun ini dengan membangun pabrik pengolahan bawang putih untuk obat dan kosmetika disertai dengan pembangunan penginapan yang cukup luas untuk para tamu mancanegara maupun lokal yang beristirahat sejenak sebelum melakukan pendakian ke Gunung Rinjani. Namun sayangnya, kegemasan orang untuk tidak melupakan Sembalun, meski daya tariknya yang khas di bidang wisata agribisnis maupun alam, secara perlahan-lahan mulai memudar, tatkala musim bawang sudah tidak bisa menunjukkan daya tahannya. Banyak orang yang enggan menyinggahi Sembalun, apalagi berharap banyak dari kunjungan para pejabat. Mantan Kepala Desa Sembalun H Lalu Mustiadi,  yang kerap dipanggil Uak Mus dan memimpin Sembalun dalam kurun waktu yang cukup lama mengatakan, masyarakatnya memang terkenal masih lugu dengan potensi alam serta peninggalan sejarah yang dimiliki sangat menunjang untuk tetap dikembangkan sebagai salah satu obyek wisata NTB di masa depan. Peninggalan sejarah dan budaya Sembalun, berupa keris, tombak, Al-Quran yang bertuliskan tangan pada daun lontar, juga terdapat Jatiswara yang berisi hikayat 1001 macam doa. Peninggalan sejarah macam ini masih dikumpulkan di satu tempat yakni di “Rumah Tujuh” yang sudah direnovasi keberadaannya sebagai obyek wisata sejarah Oktober tahun 1998 lalu. Dalam catatan program pembangunan Desa Sembalun, Pemerintah Desa Sembalun telah membangun sebuah rumah besar (rumah adat), tepatnya berlokasi di Desa Sembalun Jarak menuju desa tradisional ini dari Mataram, ibukota Propinsi Nusa Tenggara Barat hanya 90 kilometer. Dapat dijangkau melalui Kecamatan Bayan (Kabupaten Lombok Barat), atau Kecamatan Aikmel, Kabupaten Lombok Timur dan menuju Desa ini dari Aikmel sekitar 27 kilometer.
  1. Gambaran Umum Masyarakat Desa Senaru
Salah satu dari sekian desa wisata di Indonesia yang ada di tanah mataram adalah Senaru. Dari kota mataram, desa Senaru dapat dijangkau dalam waktu 2,5-3 jam. Desa ini merupakan salah satu desa yang berada di kawasan kaki gunung Rinjani. Desa ini sekaligus sebagai desa yang dijadikan awal pendakian gunung Rinjani. Secara kultur, Senaru ini memiliki keunikan kehidupan yaitu adanya masyarakat adat yang mampu bertahan di antara masyarakat yang telah terpengaruh era modernisasi, meskipun didesa ini 40% masyrakatnya tidak dapat berbahasa indonesia tetapi masyarakat desa senaru sangatlah ramah dan terbuka dengan pendatang. Masyarakat senaru sebagian besar mengecap pendidikan hanya sampai SMA. Secara administrasi desa ini merupakan pemekaran dari desa Bayan yang resmi dibentuk pada tahun 1998. Filosofi dari desa tersebut merupakan awal seseorang berpikir mengenai sesuatu hal sampai tahap pengelolaan yang harmonis antara manusia dengan alamnya. Sebagian besar penduduk bermata pencaharian sebagai petani yang secara langsung mendapat manfaat dari kawasan taman nasional gunung Rinjani. Masyarakat juga terlibat aktif sebagai pelaku wisata yang mengelola wisata desa maupun wisata pendakian. Beberapa penduduk berprofesi sebagai guide dan porter pendakian. Selain dari wisata pendakian , masyarakat mengelola wisata desa. Wisata desa di Senaru berupa wisata air terjun dan jelajah desa (gubuk senaru). Ada tiga air terjun yang ada di desa ini yaitu air terjun Sindang Gila, Tiu Kelep dan Batara Lenjang . Dari ketiga air terjun,  Sendang Gila dan Tiu Keleplah yang sering dikunjungi wisatawan dengan pertimbangan akses menuju kawasan tersebut. Dari pintu retribusi cukup menghabiskan waktu sekitar 10 menit untuk mencapai air terjun sendang gila dan sekitar 45 menit untuk mencapai Tiu Kelep. Masyrakat Desa Senaru juga mempunyai tradisi adat yang masih sering dilakukan yaitu: 1. Tarian adat senaru, 2. Gendang Belek, 3. Suling Dewa, 4. Cupak grantang yang biasa dilakukan pada saat Khitanan, Perkawinan, Akikah

a.    Asal Nama Gunung Rinjani
Rinjani artinya “Tinggi” suatu lagenda menceritakan Datu Tawun dan Ratu Dewi Mas yang terpisah selama bertahun-tahun hanya karena salah paham belaka. Pertemuan kembali dengan kedua anaknya menyebabkan mundurnya sang Datu dan putrinya Dewi Anjani ke tengah pengunangan Lombok. Saat bermeditasi di atas gunung mencari jalan hidup, Dewi Anjani di panggil oleh jin Wanita untuk di jadikan pimpinan mereka dan gunung itu diberi nama sesuai dengan namanya.
b.    Sejarah Gunung Rinjani
Menurut informasi yang diperoleh dari Dinas Pertambangan dan Energi Propinsi Nusa Tenggara Barat, dimasa Lampau Gunung Rinjani diperkirakan mencapai ketinggian ± 5.000 M diatas Permukaan laut dengan letak sebelah barat Gunung Rinjani kini pada zaman Praquarter (>1,8 juta tahun yang lalu) daerah Rinjani merupakan endapan batuan sedimen, yang yang selanjutnya pada masa Plistosen (<1,8 Juta tahun yang lalu) terjadi aktifitas Vulkanik, dapat menerobos keluar sampai permukaan berupa kegiatan letusan atau lelehan Lava.
Pada masa fase penghancuran gunung api Gunung Rinjani telah membentuk suatu kaldera yang sebagian besar berisi air dan membentuk danau yang dinamakan Danau Segara Anakan ( Anak Aliran Sungai) yang terdapat pada ketinngian ± 2.010 M dpl yang mempunyai kedalaman ± 230Meter, berbentuk bulan sabit dengan luas sekitar 1.100 Ha. Akibat tektonik vulkanik yang terus menurus di tengah-tengah kaldera muncul kerucut baru gunung api yang dinamakan Gunung Baru Jari (± 2.373 M dpl) yang artinya Gunung Baru Jadi.
Sejarah letusan Gunung Rinjani dimulai  sejak tahun 1847 sampai tahun 2004, tercatat telah sembilan kali meletus yang berkisar di bagian dalam kaldera, sedangkan kawah Gunung Rinjani sendiri belum pernah tercatat meletus.
c.    Dibalik Rinjani
Puncak gunung berapi Rinjani yang tinggi menangkap angin musom yang dingin memaksanya naik dan menurunkan kelembaban di lereng curam bagian selatan dan barat. Air jatuh diatas endapan lava kunoyang mata air dan kali saling terjalin. Dengan demikian kehidupan desa bergantung pada kehidupan lingkungan pegunungan.
Dengan curah hujan yang berkisar antara 3000 milimeter setiap tahunnya. Gunung Rinjani menjadi salah satu sumber air utama di Lombok. Disatu kurun waktu air melimpah sepanjang tahun, tapi penggundulan hutan sejak tahun 1940-an telah memperburuknya. Tanpa lapisan hutan, arus udara kering meningkat dan mengurangi tampungan air dari puncak-puncak gunung. Lingkungan pengunungan yang indah sekarang mengundang kunjungan masyarakat Suku Sasak dan Bali yang mandi pada mata air penyembuh dan mengharap berkah roh-roh penghuninya.
d.    SEJARAH PENGELOLAAN TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI
Taman Nasional Gunung Rinjani merupakan salah satu dari 21 Taman Nasional Model yang ada di Indonesia yang mempunyai fungsi pokok Undang-Undang no. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam.
Pada awalnya Taman Nasional Gunung Rinjani merupakan kawasan Suaka Marga Satwa yang ditetapkan Gubernur Hindia Belanda pada tahun 1941 berdasarkan surat keputusan No. 15 Staatblaat Nomor 77 Tanggal 12 Maret 1941, kemudian diumumkan melalui surat pernyataan Menteri Kehutanan No. 448/Menhut-VI/1990, pada acara puncak Pekan Konversi Alam ke 3 di Mataram Propinsi Nusa Tenggara Barat dan ditunjuk sebagai Taman Nasional Gunung Rinjani dengan surat keputusan MENHUT NO. 280/KPTS-VI/1997  tanggal 23 Mei 1997 dengan luas definitif ± 41.330 Ha, yang terletak di tiga wilayah kabupaten di pulau Lombok ditetapkan dengan surat Keputusan MENHUT NO. 185/KPTS/97 tanggal 27 mei 1997, dengan nama Unit Taman Nasional Gunung Rinjani setingkat eselon IV.a, selanjutnya pada tahun 2002 berubah menjadi Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR)  setingkat III.a dengan surat keputusan MENHUT NO. 6168/KPS-II/2002 tanggal 10 juni 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai taman Nasional Gunung Rinjani.
Kemudian pada tahun 2007 berdasarkan surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor P. 03/MENHUT-II/2007 tanggal 1 Februari 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja unit pelaksanaan Teknis Taman Nasional, Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) m dalam tipe B. Berdasarkan SK tersebut Taman Nasional Gunung Rinjani di bagi menjadi 2 (dua) wilayah pengelolaan dalam bentuk seksi Konservasi Wilayah yaitu:
                     I.        Seksi Koservasi Wilayah I Lombok Barat
Penanganan wilayah taman Nasional yang berada di Kabupaten Lombok Barat tepatnya di Desa Senaru dengan luas areal ± 12.357,67 Ha (30%) yang dibagi menjadi 3 (tiga) Resort dan beberapa pos jaga.
                    II.        Seksi Konservasi Wilayah II Lombok Timur
Penanganan wilayah taman Nasional yang berada 2 (dua) Kabupaten Lombok Timur tepatnya di Desa Sembalun Lawang dengan luas ± 22.152,88 Ha (53%).
e.LETAK GEOGRAFIS DAN KONDISI
Kawasan TNGR terletak  di pulau Lombok, secara Geografis terletak antara 116021’30’’BT- 08018’18’’LS - 116034’15’’BT- 08032’19’’LS, merupakan daerah bergunung-gunung dengan ketinggian mulai 500 – 3726 M dpl(puncak Rinjani), dengan variasi kemiringan  lahan bervariasi: datar, bergelombang, berbukit sampai bergung. Gunung –gunung yang ada disekitar kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani diantaranya: Gunung Pelawangan (± 2.658 M dpl), Gunung Daya (± 2.914 M dpl), Gunung Sangkareang (± 2.914 M dpl), Gunung Buah mangge (± 2.588 M dpl), dan Gunung Kondo (± 2.947 M dpl).
f. ZONA KAWASAN
Sesuai dengan SK Direktorat Jendral perlindungan Hutan dan Konservasi alam Nomor : SK 99/IV/Set3/2005 tanggal 26 September 2005 tentang penataan Zona Taman Nasional Gunung Rinjani. Maka guna kepentingan pengelolaan sebagai Taman Nasional di Indonesia, kawasan TNGR dibagi menjadi beberapa Zona pengelolaan yaitu:
Ø  Zona Inti                                                                    : 20.843,50 Ha
Ø  Zona Rimba                                                             : 17.349,50 Ha
Ø  Zona Pemanfaatan                                                :      799,00 Ha
·    Zona Pemanfaatan Intensif                                :      390,00 Ha
·    Zona Pemanfaatan Khusus                               :      401,00 Ha
§ Zona Pemanfaatan khusus Kultural              :          75,00 Ha
§ Zona Pemanfaatan Khusus Wisata              :        326,00 Ha
Ø  Zona Lainnya                                                          :      2.338,00 Ha
· Zona Pemanfaatan Tradisonal                          :        583,00 Ha
· Zona Rehabilitasi                                                :     1.755,00 Ha
Total                                       : 41.330,00   Ha

g.    Guide dan Porter
Guide adalah semacam pemandu Wisata Turis-turis yang hendak mengunjungi Taman Nasional Gunung Rinjani, Guide harus menguasai Bahasa Inggris agar mudah berkomunikasi dengan turis-turis, dan juga Guide harus menguasai medan baik itu dari tumbuhan yang ada di Taman Nasional Gunung Rinjani serta binatang yang terdapat di Taman Nasional Gunung Rinjani, berbeda dengan Porter yang hanya mengangkat barang dan menyediakan makanan untuk para turis dan guide. Cara penyewaan jasa ini juga mempuanyai prosedur yaitu pertama turis menghubungi Agen dan menentukan bayaran, kemudian agen ini menghubungi Guide, dari pembicaraan guide dan agen membuat kesepakatan mengenai bayaran untuk guide, dan kemudian guide mencari porter, mengenai bayaran porter biasanya turis yang langsung memberi bayaran dan biasanya bayaran porter bersisar Rp. 100.000 per hari. Ada juga yang perpaket, jadi turis lansung menghubungi agen dan porter.
h.    Danau Segara Anakan (Anak Aliran Sungai)
Pada masa fase penghancuran gunung api Gunung Rinjani telah membentuk suatu kaldera yang sebagian besar berisi air dan membentuk danau yang dinamakan Danau Segara Anakan ( Anak Aliran Sungai) yang terdapat pada ketinngian ± 2.010 M dpl yang mempunyai kedalaman ± 230 Meter, berbentuk bulan sabit dengan luas sekitar 1.100 Ha. Danau Segara Anakan merupakan salah satu obyek yang sangat menarik yang terdapat di Gunung Rinjani, lokasi ini dapat di tempuh dari dua jalur yaitu Sembalun dan Senaru, untuk ke lokasi ini dapat di tempuh selma 4-6 jam. Disekitar danau terdapat pula tempat yang luas dan datar sehinnga para pendaki dapat menggunakannya sebagai tempat camp sambil sambil beristirahat dan menikmati pemandangan danau dan Gunung Baru Jari yang terdapat di pinggiran danau ini, di danau ini juga para pendaki biasanya memancing ikan dan bukan pendaki saja warga sekitar Gunung ini juga sering memancing di danau ini, adapun ikan yang terdpat di danau ini adalah Ikan Mujair, Ikan Carper, dan terkadang pula terdapat bebek pada danau ini. Ada mitos yang mengatakan apabila kita melihat danau ini tampak luas maka umur kita akan panjang tapi sebaliknya apabila kita melihat danau ini tampak sempit maka umur kita akan pendek. Akan tetapi air yang terdapat di danau ini tidak dapat dikonsumsi dikarenakan adanya zat belerang dari Gunung Baru Jari yang kemudian bercampur pada air di danau ini, air di danau ini hanya bisa digunakan apabilah telah di masak, dan juga dapat digunkan untuk membersihkan peralatan masak. Pada saat Gunung Baru Jari belum terbentuk air di danau ini dapat dikonsumsi.
Disekitaran danau ini juga terdapat beberapa objek yang juga sangat menarik seperti Goa Susu, Goa Manik, Goa Puyung. Goa Susu dipercaya dapat dijadikan media bercermin diri serta sering pula dijadikan sebagai tempat bermeditasi. Sedangkan di bagiaan bawah danau ini terdapat Sumber Air Panas ( Air Kalak) yang biasanya dijadikan sebagai tempat berendam bagi para pengunjung, di sumber air panas ini terdapat tiga macam tingkatan yaitu paling bawah tidak terlalu panas, tengah sedang dan paling atas panas. Di sumber air panas ini juga biasa digunakan oleh warga sekitar untuk menguju dan memandikan benda-benda bertuah (tobak, pedang, keris, badik, dll) dimana jika benda-benda tersebut menjadi lengket apabila direndam itu menandakan benda tersebut jelek dan tidak memiliki kekuatan supranatural begitupun sebaliknya. Selain itu ada juga ritual yang biasa dilakukan yaitu Ritual Mulang Pekalem Masyarakat Hindu Pulau Lombok ( Tinjauan terhadap upaya pelestarian hutan Taman Nasional Gunung Rinjani) pada Ritual Mulang Pekalem yang merupakan ritual tahunan masyarakat Hindu di Gunung Rinjani pulau Lombok. Inti dari ritual tersebut adalah menciptakan harmonisasi alam dan Manusia. Prosesi Ritual ditandai dengan pengumpulan air suci sesajen dan seserahan. Seserahan yang dimaksud adalah keping emas, perak, besi dan tembaga yang kemudian dibentuk menyerupai hewan (Ikan, Kura-kura dan Udang) sebagai simbolisasi kehidupan. Upacara ini ditandai dengan peneggelaman sesajen dan seserahan didasar danau segara anak gunung Rinjani sebagai rasa syukur mereka kepada penguasa alam gaib yang masih memberikan kesuburan dan kemakmuran ditanah Lombok. Hal yang ditonjolkan dalam ritual ini adalah bagaimana membawa spirit tentang Kosmologisme yang sudah dilupakan dalam upaya pembangunan paradigmatik dalam menangkal semangat modernisasi yang kapitalistik dan akhirnya berimbas pada kerusakan ekologis. Adanya pengetahuan kosmologik kemudian akan menjadi antitesa bagi semangat eksploitasi alam, karena paradigma kosmologisme memposisikan Tuhan, Alam dan Manusia sebagai kesatuan integral tanpa membedakan Subjek-Objek.
i.      Gunung Baru Jari (Gunung Baru Jadi)
Akibat tektonik vulkanik yang terus menurus di tengah-tengah kaldera muncul kerucut baru gunung api yang dinamakan Gunung Baru Jari (± 2.373 M dpl) yang artinya Gunung Baru Jadi. Gunung ini terletak di pinggiran danau Segara Anakan, dan jarang didaki dikunjungi oleh para pendaki hal ini disebabkan oleh Gas belereng yang terdapat dapat di  Gunung Baru jari dan juga transportasi ke gunung ini tidak ada. Ada juga yang mengatakan bahwa gunung ini terbentuk karena adanya letusan yang sangat dahsyat sehingga terjadi sebuah longsoran dan terbentuklah sebuah tumpukan puing-puing letusan sehingga muncullah anak Gunung Rinjani yang dinamakan Gunung Baru Jari. Gunung Baru Jari juga sama Gunung Aktif pada umumnya yaitu dapat menimbulkan letusan yang memunthkan material Vulkanik, akan tetapi tidaak membahayakan warga sekitar Kaki Gunung, apabilah Gunung Baru Jari memuntahkan material Vulkniknya, maka hanya sampai jalur menuju ke puncak dan daerah sekitar danau yang sering di tempati para pengunjung untuk camp, Gunung Baru Jari biasa memuntahkan Material Vulkanik dan menggeluarkan Gas Belerangnya pada bulan Maret dan biasanya juga terjadi setahun sekali bahkan lebih.

j.  SEKILAS TENTANG TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI
Taman Nasional Gunung Rinjani mempunyai dua jalur resmi yaitu jalur Desa Sembalun Lawang dan Desa Senaru yang disahkan oleh Badan Taman nasional Gunung Rinjani (BTNGR). Suhu rata-rata pada Gunung Rinjani berkisar  20, terendah 12.   sebagai  Kawasan Taman Nasional Gunung rinjani merupakan salah satu bagian dari hutan hujan tropis yang terdapat di wilayah Nusa Tenggara Barat yang terdiri dari berbagai tipe ekosistem dan vegetasi yang cukup lengkap mulai dari Hutan Hujan Tropis Dataran Rendah (Semi Evergreen) sampai pada Hutan Hujan Tropis pengunungan (1500- 2000 M dpl) yang masih utuh dan membentuk Hutan Primer, hutan cemara dan Vegetas Sub Alpin (> 2000 M dpl). Waktu pendakian dapat dilakukan pada bulan April hingga Desember, dan pada bulan Januari hingga Maret pendakian akan ditutup, hal ini disebabkan oleh badai yang sangat kencang, dan pada bulan ini merupakan musim hujan di daerah gunung Rinjani, terkadang pula Gunung Baru Jari Memuntahkan Material Vulkanik dan mengeluarkan Gas belerangnya. Potensi Kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani saat akan keanekaragaman hayati flora dan fauna serta fenomena alam, yang dapat di manfaatkan untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan, penelitian, dan wisata alam.
Adapun Flora yang terdapat di Gunung Rinjani adalah padang savana yang membetang luas, Cemara Gunung (Casuarina junghuhnianayang berada pada ketinggian 1500-2000 M dpl, Jelateng (Laportea Stimulan) berada pada ketinggian < 1000 M dpl, Kayu Jakut (Syzigium Polyanthum) berada pada ketinggian 1000-2000 M dpl, Bintagur (Calophilum Soulatter) berada pada ketinggian 1000-2000 M dpl, Jukut (Syzigum Polyaantum) berada pada ketinggian 1000-2000 M dpl, Klotok (Neonauclea Calysina) berada pada ketinggian 1000-2000 M dpl, Udayah (Osbeckia Chinensis. L) berada pada ketinggian 1000-2000 M dpl, Edelwais(Anaphalis Viscida) berada pada ketinggian 2000 M dpl, Angrek( Vanda, sp) berada pada ketinggian 1000-2000 M dpl.
Sedangkan Fauna yang terdapat di Gunung Rinjani berupa jenis mamalia seperti Kera abu-abu (Macaca Fascicularis), Lutung (Tracyphitecus Auratus Cristatus). Ada beberapa macam Fuana lainnya seperti Babi Huatan, Trenggiling, Rusa. Akan tetapi yang sering kita temui dalam pendakian ini adalah Kera Abu-abu, dan Lutung, hewan Mamalia ini akan kita jumpai mulai dari perjalanan ke Desa terakhir sampai Plawangan Sembalun. Apabila kita melewati jalur Sembalun Lawang maka kita akan melewati hutan Savana dan hanya terdapat tiga pos (shelter) dan Plawangan (Pintu), sedangkan jalur Senaru kita akan Melewati Hutan Semak Belukar dan terdapat 5 post dan Plawangan (Pintu).
Dalam melakukan pendakian ini team melewati jalur Sembalun Lawang, yang jarak tempuhnya sekitar 4 jam dari Kota Mataram dengan menggunakan Mini Bus yang bertujuaan ke pasar Aikmel, dari Aikmel kita dapat menggunakan mobil pick-up menuju Desa Sembalun Lawang. Setiba di Desa Sembalun Lawang kita harus melakukan registrasi di Badan Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR), dalam melakukan registrasi kami di berikan semacam kertas berwarna kemerahan sebagai salah satu bukti yang  bahwa kami telah melakukan registrasi di Desa Sembalun dan kemudian diperlihatkan ke pos registrasi Desa Senaru. Adapun biaya Administrasi Pendakian adalah Rp 10.000 per Orang. Disamping pos registrasi (BTNGR) terdapat pintu gerbang untuk menuju ke pintu hutan Gunung Rinjani.
Dalam melakukan pendakian ini yang dimulai dari Desa Sembalun Lawang yang berada pada ketinggian ± 1156 M dpl. Dari Desa ini kit sudah dapat melihat puncak Gunung Rinjani. Kami tiba di Desa ini pukul 16.00 WITA dan melakukan perjalanan ke post II untuk camp.
Pos I atau Pos Pemantauan berada pada ketinggian 1300 M dpl, di pos ini tidak erdapat sumber air sehingga para pengunjung dan pendaki jarang camp ndi post ini. Dari Pintu Hutan menuju pos I kita akan melwati sungai kering, dan dapat ditempuh selama ± dua jam perjalanan dalam melakukan perjalanan menuju ke pos II kita akan melewati Padang savana yang sangat luas dan beberapa pohon Cemara Gunung. Dari pos I (pemantauan) menuju ke Pos II dapat ditempuh ± satu jam, melewati beberapa tanjakan dan juga melewati padang Savana, Pos II atau biasa disebut Pos Tengengean teratak di sebelah kiri jalan dan agak menjorok ke dalam, dengan ketinggian 1500 M dpl pos ini sering dijadikan tempat camp bagi para pengunjung dan para pendaki, di Pos ini terdapat sumber air yang berada di bawah sebuah pondok. Biasanya bagi para Pendaki yang camp di Pos ini akan melanjutkan perjanan pada pagi hari dan langsung menuju ke Plawangan Sembalun. di Pos ini juga terdapat jembatan beton yang dibuat oleh Alm. Soeharto (Mantan Presiden RI) selain itu juga terdapat toilet yang merupakan sumbangan dari LSM asal New Zealand, akan tetapi toilet ini tidak terawat lagi. Di pos II kita juga dapat melihat Puncak Rinjani dengan jelas dan di pos ini juga terdapat monyet-monyet yang berkeliaran mencari makan, tumbuhan yang terdapat di Pos ini tidak beda jauh dari Pos I yaitu Padang Savana dan Jarak Pos II (Tengengean) menuju ke pos III dapat ditempuh selama ± dua jam dan melewati tanjakan yang lumanyan curam. Pos III atau biasa disebut Pos Pada Bolong berada pada ketinggian 1800 M dpl dan berada di atas aliran sungai kering, di Post ini juga terdapat sumber air yang berada pada aliran sungai kering, dan biasanya dijadikan tempat peristirahatan oleh para Pengunjung dan Para Pendaki, sebelum melanjutkan perjalanan ke Plawangan Sembalun kami beristirahat di Pos ini sambil menyediakan makan siang. Sebelum menapai pos ini kita akan mendapatkan sebuah percabangan jalan yang memisahkan  jalur ke bukit penyesalan (kanan) dan jalur penderitaan (kiri). Jalur bukit penyesalan dikatakan penyesalan karena kita akan jalan memutar jauh dan jalur ini juga sudah jarang dilalui karena jalurnya sudah tidak begitu jelas, sedangkan Jalur bukit penderitaan kita akan melewati tanjakan sembilan bukit jadi dikatakan jalur penderitaan. Mengenai tanjakan sembilan bukit, karena memang kita melwati sembilan bukit, tapi menurut salah satu Anggota Mapala UM Mataram (Bang Walid) setiap orang akan berbeda hasilnya apabila dia menghitung jejeran bukit ini, dan hal itu memang terbukti, dari taem kami ada yang mendapatkan hasil hitungannya 12, ada yang 9, ada yang 8. Jarak tempuh dari pos III (Pada Bolong) menuju Plawangan Sembalun ± 6-7 jam perjalanan.
Dalam melakukan perjalanan menuju ke plawangan kita akan melewati Padang Savana dan Pohon Cemara Gunung sehingga terik matahari sangat menyengat hal itu dikarenakan karena tidak adanya pohon yang rimbun yang ada hanyalah Padang Savana yang membentang luas, dan tumbuhan inilah yang akan terus dilewati apabila kita memilih jalur Sembalun, akan tetapi dalam perjalanan kita tidak akan bosan karena kita dikelilingi oleh pemandangan yang tebuka jadi apabila kita lelah berjalan kita tinggal beristirahat sejenak sambil menikmati pemandangan sekitar dan ras lelah akan hilang, Desa Sembalun Lawang, Sembalun Bumbung, sangat jelas terlihat dari perjalanan ke Plawangan Sembalun. Bisanya juga pendaki beristirahat di Cemara Siu sambil membuat minuman hangat, Cemara Siu yang artinya adalah Cemara adalah Pohon Cemara dan Siu merupakan bahasa Suku Sasak yang artinya adalah Seribu jadi Cemara Siu adalah Seribu Pohon Cemara nama ini diberikan karena memang banyak Pohon Cemara di sekitar tempat ini sehingga orang-orang menyebutnya Cemara Siu. Jarak dari Cemara Siu ke Plawangan Sembalun ± satu setengah jam dan masih melewati ± dua bukit dari sembilan bukit. Plawangan Sembalun atau Pintu Selmbalun merupakan dataran yang cukup luas dan dijadikan tempat camp sebelum melakukan Summit (Ke Puncak) di Plawangan ini kita dapat melihat Danau Segara Anakan dan Gunung Baru Jari dan juga dapat melihat Sunset pada sore hari, berhati-hatilah dengan monyet karena di tempat ini banyak monyet-monyet yang berkeliaran mencari makanan, terkadang juga ada monyet yang langsung merampas makanan para pengunjung dan para pendaki, di sini juga terdapat toilet seperti yang terdapat di Pos II, tetapi toilet ini sudah tidak digunakan lagi karena pintunya sudah tidak ada dan sudah tidak terawat lagi. Sumber air terdapat sekitar 100 M dari tempat camp melwati punggungan dan sebelah kirinya jurang, disini terdapat pecabangan dan kita mengambil jalur kanan, sumber air berupa pancuran. Terletak diatas punggunganyang menyatukan dengan  punggungan menuju puncak dan berada pada ketinggian 2639 M dpl. Puncak Gunung Rinjani sudah jelas terlihat dari tempat ini, perjalanan menuju Puncak dapat di tempuh ± 4 jam. Perjalanan menuju puncak dapat dilakukan pada dini hari sekitar pukul 02.00 WITA (bagi pendaki lokal) sedangkan pukul 03.00 ( bagi turis), sebelum melakukan perjalan menuju ke puncak sebaiknya makanlah terlebih dahulu, dalam perjalanan ke puncak penerangan harus dibawa dan kita akan melewati sebuah bukit terlebih dahulu dengan tanjakan yang lumanyan melelahkan ditambah dinginnya suhu Rinjani, setelah melewati bukit kita akan melewati jalur yang cukup terjal, terbuka, tanah berpasir, berbatu, dan keadaanya yang tandus dan gundul tanpa ada tumbuhan mengngantarkan kita menuju puncak Maha Biru atau biasa juga disebut Negeri di Atas Awan, pasir yang halus dan berdebu serta tanjakan yang terjal membuat kita untuk susah dalam melangkah, sampai pada batas gigiran puncak kemudian berbelok kekiri mengikuti punggungan dan melewati tanjakan yang lumanyan terjal. Mendekati Puncak tanjakan terjal dengan kemeringan 800 dengan medan yang berpasr halus dan berkerikil, nama tanjakan terakhir ini adalah Liter S karena bentuknya menyerupai huruf S, apabila kita melewati tanjakan berpasir (liter S) akan sangat melelahkan dan sangat banyak menguras tenaga, bagaimana tidak apabila kita berjalan lima langkah maka kita akan turun tiga langkah, pemandangan disini juga sangat indah, kita dapat melihatt Danau Segara Anakan dan Gunung Baru Jari diwaktu senja, awan-awan yang nampak sepeti lautan, Gunung Tambora dan apabila kita tidak sempat mendapatkan Sunrise di Puncak maka kita akan mendapat Sunrise di Loter S ini. Di Puncak Gunung Rinjani Pemandangan Danau Segara Anakan dan Gunung Baru Jari sangatlah indah ditambah lagi Gunung Agung di Bali, Pulau Sumbawa, Gili Air, Gili Manu, dan Gili Trawangan nampak jelas dengan aturan yang tersusun rapi, kita juga dapat melihat Kawah Gunung Rinjani yang sudah tidak aktif lagi, jejeran pengunungan sekitar Gunung Rinjani, dan Jalur yang telah kita lalui dari Desa Sembalun Lawang. Setelah selesai mengambil gambar kami segera turun dan kembali ke Plawangan Sembalun, waktu tempuh dalam perjalan turun dari Puncak ke Plawangan Sembalun tidak memerlukan waktu yang lama ± 2 jam kita telah tiba di Plawangan Sembalun. Dari Plawangan menuju ke Danau Segara Anakan dapat ditempuh ± 4 jam dengan melewati jalur yang menurun dan cukup terjal, sepanjang perjalanan kita akan melalui punggungan, kemudian memutar kekiri melewati tanjakan bukit lalu menurun kembali, sekitar 100 M sebelum tiba  di danau barulah kita mendapatkan jalur yang landai sampai pada akhirnya tiba di Danau Segara Anakan, di Danau ini juag terdapat toilet yang sudah tidak difungsikan juga dan di Danau ini tedapat banyak ikan yang dapat dipancing, bukan hanya para pendaki saja yang memancing di danau ini tapi juga penduduk setempat banyak yang datang hanya untuk memancing saja, ikan yang terdapat di danau ini sangatlah berlimapah. Jenis Ikan yang terdapat di danau ini adalah Ikan Mujair, Ikan Carper, dan juga kadang-kadang kita menemukan bebek. Di Danau inilah tempat beristirahat para pendaki setelah turun dari Puncak kemudian melanjutkan perjalanan ke danau, kurang seru apabila kita hanya camp di danau hanya sehari saja. Danau ini luasnya ± 11.000.000 M persegi dan mempunyai kedalaman 230 M, dan airnya tidak dapat dikonsumsi karena telh tercampur oleh Zat Belerang, sumber air dapat kita temukan sekitar 200 M dari tempat camp dan memewati dua aliran sungai serta melewati permadian air panas, sumber air yang terdapat disekitar danau berupa pancuran yang berada pada sebelah kiri semak-semak. Dari Danau Segara Anakan menuju ke desa senaru kita akan menyisir pinggiran danau dengan medan bebatuan. Dalam perjalanan menuju ke Desa Senaru pertama kita akan melewati Plawangan Senaru. Jarak tempuh dari Danau ke Plawangan Senaru dapat ditempuh selama ± 4-5 jam dengan melewati tanjakan yang cukup terjal dan curam, disekitar perjalanan menuju Plawangan Senaru kita akan melewati sebuah tempat yang dinamakan batu ceper,  bentukya sesuai dengan namanya batu yang pendek, ditempat ini telah memakan korban yaitu seorang bule berkebangsaan Italia yang jatuh dari batu ceper. Plawangan senaru berada pada ketenggian 2641 M dpl dengan medan bebatuan. Ditempat in tidak terdapat sumber air tetapi mempunyai toilet seperti yang ada di Danau, Plawangan, dan Pos II. Di Plawangan Senaru inilah yang dijadikan tempat camp oleh para pengunjung baik itu Pengunjung lokal atau Pengunjung dari Negara Lain apabila mereka memulai perjalanan dari Desa Senaru. Jarak dari Plawangan Senaru ke Danau Segara Anakan adalah 2,8 Km, sedangkan ke  permandian Air Panas adalah 3,0 Km, Menuju ke Plawangan Sembalun 5,3 Km, Menuju ke Punjak Rinjani adalah 7,8 Km, dan jarak ke Desa Sembalun adalah 15,8 Km Tidak jauh dari Plawangan Senaru terdapat sebuah selter yang dapat ditempuh ± 30 menit dengan medan yang menurun, ditempat inilah Pos 5 berada, dengan sebuah pondokan dan terdapat sumber air dibawahnya ± , yang biasa dijadikan tempat peristirahatan para pendaki yang akan turun dan melewati jalur ini. Dari pos inilah kita mulai melewati hutan yang Lebat. Perjalanan dri Pos 5 ke Pos 4 tdk begitu jauh hanya memerlukan waktu ± 30-40 menit, di Pos 4 terdapat dua pondokan, dan disinilah biasa dijadikan tempat beristirahat para Bule yang berkunjung di Gunung Rinjani, dari Pos 34 menuju ke Pos 3 tergolong  jauh, berkisar ± 1 jam dan melewati penurunan yang tidak pernah putus sampai pada akhirnya mendapatkan Pos 3. Sebelum mendapatkan Pos Ekstra berupa tempat yang landai dan ssebelah kirinya berupa penurunan apabila kita turun, dan berupa tnjkan apabila kita baru memulai perjalanan, Pos 3 juga terdapat pondokan dan sebelah kanannya terdapat sumber air yang jaraknya ± 100 M. Pos 2 dengan jarak tempuh ± 30-40 Menit dan melwati Pos Ekstra terlebih dahulu disini banyak dijumpai Pohon Jelateng, Bajur, Bintagur. Pos 2 juga terdapat sebuah Pondokan yang sama seperti pada setiap Pos-Pos yang ada di Gunung Rinjani dan terdapat di sebelah kanan pondokan dengan menurun sekitar 100 M, di Pos ini konon pengunjung atau pendaki tidak diperbolehkan camp karena faktor Mistis yang sangat keras, dari Pos 2 ke Pos Ekstra memerlukan perjalanan ± 20 Menit dan menuju ke Pos 1 ± 30 Menit, tidak jauh beda sepeti Pos sebelumnya pos 1 juga terdapat sebuah pondokan. Jarak Pos 1 ke Pintu Hutan ± 30 Menit, Pintu Hutan merupakan Pintu berakhirnya Pejalanan Kami, dan di Pintu hutan ini dulu terdapat Pohon Beringin yang Besar dan kita lewat dibawahnya berupa terowongan yang dilewati apabila kita memulai atau menggahiri perjalanan.
Jalur Senaru merupakan jalur yang sering dilewati oleh Turis-Turis yang ingin berkunjung di Gunung Rinjani, jalur ini merupakan Hutan yang lebat sehingga Pemandangan tidak terlihat sama sekali kita hanya melihat Pohon, jalur ini tidak jauh beda dengan Gunung-Gunung yang ada di Sulawesi, berbeda debgan jalur Sembalu Lawang yang hanya di penuhi oleh Padang Savana sehingga sepanjang perjalan kita dikelilingi oleh Pemandangan yang menawan dan jalur ini sering dilewti oleh Para Pendaki.



RINCIAN ANGGARRAN
o.
Pemasukan
Pengualaran
Saldo
Ket
1.
PR IV : Rp 100.000
P3K : Rp. 67.000


2.
Dekan FIP UNM Rp. 500.000
Ransuum Kapal: Rp. 159.000


3.
PD I : Rp. 50.000                                : Rp.   50.000
Ransum Lapangan : Rp. 586.000


4.
PD III : Rp. 100.000
Transport ke Plabuhan: Rp. 175.000


5.
Pak Ardiansyah : Rp. 50.000
Transport ke UM Mataram Rp. 267.000


6.
Kakanda Husni Hasan : Rp. 170.00



7.
Kakanda Arifin Ippong: Rp. 100.000



8.
Kakanda Enal: Rp. 100.000



10.
Kakanda Widianto: Rp. 50.000



11.
Kakanda A. Bursan Abbas: Rp. 100.000




Rp. 1.320.000
Rp. 1.255.175




Lain-lain : Rp. 64.825

Pengeluaran tanpa Nota



Rp. 0

Tidak ada komentar:

Posting Komentar